Minggu, 17 Maret 2013

Sepenggal Perjalanan Malaysia- Thailand ( 2- Habis)




UUM, Universitas Megah di Tengah Hutan


     Jalanan depan hotel  Cholatarn, Hatyai, Thailand Selatan tampak hitam legam ditempa  teriknya mentari. Enaknya tiduran saja di hotel  menikmati siraman air conditioner.  Namun apa boleh buat  walau sepenggal hati hendak berlama lama di kota ke 4 terbesar  Thailand ini, setelah Bangkok, Chiangmay,dan Phuket itu, kami harus  bertolak ke Universiti Utara Malaysia (UUM) untuk menghadiri wisuda  putri saya Rahma Mutiara Jeyhan.

Itu sebabnya sebelum pukul 12.00 waktu setempat kami  keluar meninggal  hotel.  Tak ada 

takada taksi disini. Alat perhubungan umum hanya motor   
(ojek) serta tuk tuk (seperti oto cigak baruak di Sumbar). Dengan tuk tuk menuju terminal yang berjarak sekitar 3 kilo dari pusat kota dikenakan biaya  20 bath perorang (1 bath=Rp.300). Sementara dari terminal  menuju  border (perbatasan) dengan Malaysia  dipungut ongkos 50 bath/orang.

      Tak ada yang istimewa dalam perjalanan ini, panas matahari mendera di balik kaca van yang kami tumpangi. Jenuh, apalagi sepanjang jalan hampir tak ada petunjuk yang bisa kita baca, sebab  billboard, petunjuk jalan dan papan papan iklan  ditulis dengan tulisan Thailand yang sulit dimengerti. Masih untung menuju border jarak tempuh cukup pendek, hanya sekitar 1 jam.
      Beda dengan  kedatangan  sebelumnya,  Imigrasi  Sadao – wilayah Thailand  cukup sepi di siang itu, dengan dimintai uang 2 ringgit oleh petugas, passport pun ditera. Antara imigrasi Sadao, Thailand dan  imigrasi Bukit Kayu Hitam, Malaysia, merupakan wilayah  bebas cukai (duty free). Dijalan sekitar 150 meter ini, belanja apapun bebas cukai karena   wilayah itu bukan milik Malaysia dan juga bukan milik Thailand.
     Walau  bisa berjalan kaki  banyak  orang memakai jasa taksi atau ojek  dari imigrasi Sadao ke Bukit Kayu Hitam, maklum  banyak bawaan yang harus diangkut. Kamipun begitu, memakai jasa taksi  hingga Ke UUM di Sintok, Kedah, Malaysia. Naik taksi terasa lebih enteng karena mencop passport cukup melalui sopir taksi saja untuk diulurkan ke petugas.  Kemudian  petugaspun memeriksa barang  di bagasi sekedarnya. Juga dengan  menunjukan kartu mahasiswa UUM, kami langsung dipersilakan lewat.

        Untuk diketahui, Hatyai merupakan  wilayah Thailand paling selatan, berbatasan langsung dengan Malaysia. Sementara jarak tempuh ke ibukota Thailand, Bangkok  dari sini  berjarak 924 km (12  jam perjalanan darat). Itu sebabnya bila weekend kota ini  ramai oleh  tetamunya dari Malaysia Utara, termasuk mahasiswa UUM. Gerbang UUM sendiri hanya 9 Km  dari kawasan perbatasan.
      Jujur,  begitu  mengarah ke UUM dari Changloon  saya serasa masuk ke kawasan hutan. Walau jalanannya besar  dan mulus dua jalur,  kawasan ini terasa sepi. Kalaupun ada perumahan dan kafe  itupun tak seberapa. Berkelabat di pikiran, kenapa putriku betah kuliah disini?
    Belum lagi pertanyaan  itu terjawab  sebuah gerbang tinggi  dengan pertamanan yang  asri lengkap dengan petugas keamanannya menoleh ke taksi yang kami tumpangi. Lagi lagi putri saya menunjukkan kartu mahasiswanya hingga kami diperbolehkan masuk menuju komplek UUM, perguruan tinggi negeri terbesar di negeri jiran Malaysia ini.
    Dugaan saya tentang UUM yang sepi, UUM yang yang  tersisih UUM yang jauh dari keramaian  tertepis sudah begitu  gedung gedung asrama, gedung perkuliahan, gedung pertemuan dan aneka bangunan lainnya  yang tertata rapi dengan pertamanannya  tampak dipelupuk mata.  Ibaratnya UUM telah menjadi sebuah perkotaan baru ditengah hijaunya  hutan Sintok.
        Arealnya mencapai 1061 Ha, hampir separuh kota Padang Panjang, dengan jumlah mahasiwa sekitar 32 ribu orang.  Setidaknya ada 15 komplek asrama besar disini, semuanya dibangun oleh perusahaan nasional Malaysia. Nama perusahaan inilah yang diabadikan menjadi nama  asramanya. Diantaranya, Proton, Petronas, Sime  Darby, May Bank, TNB (perusahaan listrik), MAS (Malaysia Alrlines) dan lainnya. Selain itu  ada apartement yang bisa ditempati mahasiswa.
    Tiap asrama dilengkapi hall, dapur, lapangan olahraga, kafe bahkan  ada juga yang dilengkapi dengan surau ataupun mesjid.  Hanya saja dapur dapat dipakai bila ada acara khuhus, misalnya berbuka puasa bersama. Intinya masiswa tidak diizinkan memasak. Banyak kafe yang menyedikan  makanan  murah untuk mahasiswa. Nasi ayam plus sayur dan air mineral  umpamanya ,  bisa dibeli hanya  4 ringgit (1 ringit = Rp. 3100). Sedangkan aneka jus dijual seharga  1,5 ringgit.
     Pada dasarnya UUM ditengahi oleh sungai Sintok yang mengalir tepat membagi dua keseluruhan area ini. Untuk memudahkan akses pelajarnya, setengah area dikhususkan untuk areal gedung perkuliahan, perpustakaan, canselori, gadung fakultas, dan banyak gedung-gedung konvensyen. Sementara, setengah bagiannya lagi dikhususkan untuk areal asrama pelajar, dilengkapi dengan Varsity Mall, Masjid Sultan Badlishah dengan kapasitas hingga 5000 orang, pusat kebudayaan lengkap dengan studio musik, studio tari, studio radionya. Juga sebuah pusat kegiatan pelajar yang hampir selalu ramai hingga 24 jam, sebagai tempat diskusi bagi mahasiswa. Sebuah taman rusa, dan dua buah tasik juga semakin melengkapi keasrian UUM secara keseluruhan.
      Bus kampus Unicliner pun selalu beroperasi non-stop dari pukul 7 pagi hingga pukul 11 malam, berputar-putar di sekeliling kampus serta ke Changloon, khusus pada sore harinya mengantarkan mahasiswa ke pusat perbelanjaan terdekat di luar UUM.
      Berdiri   sebagai perguruan tinggi negeri ke enam pada tahun 1984 lalu,  UUM  dengan canselor  Yang Dipertuan Agong, Tuanku Abdul Halim Mu’adzam Shah berhasil menebar magnet  bagi  mahasiswa antar bangsa, untuk kuliah disini. Sebut saja  India,  Indonesia, China,  Turki, Arab,  Brazil,  serta dari Eropa.
   Walau terdiri dari banyak suku bangsa, toleransi dan rasa kebersamaan mereka cukup tinggi.  Soal berpakaian, UUM  hanya menerapkan  pakaian baju kurung basiba bagi  Melayu Malaysia, dan  baju  berupa baju kerja bagi mahasiswa lainnya. Sementara bagi lelaki tidak dibolehkan memakai celana berbahan jeans, hanya kemeja plus dasi, celana bahan kain dengan sepatu lokak. Intinya mahasiswa dipersiapkan untuk dunia kerja, hingga pakaianpun harus diperhitungkan.
    Selain punya rumah sakit sendiri untuk melayani civitas UUM,  sarana olahraganya pun tak tanggung tanggung,  lapangan golf dengan 9 lobang, bowling, berkuda, stadiun,  lapangan sepak bola, futsal, lapangan tenis dan bulu tangkis outdoor dan indoor, go-kart, sepeda, gym, basket, volley, kanu, jungle trekking, kolam renang standar internasional sampai sampai ke sauna. Semuanya bisa dinikmati secara gratis.
    Kurang apalagi, perpustakaan  Sultanah  Bahiyah pun merupakan  perpustakaan terbesar di Malaysia  menyediakan buku, jurnal dan audio visual. Tak ayal  UUM dengan jenjang pendidikan sarjana muda (setara S-1 Indonesia), S-2 dan S-3  dengan 3  collage, masing masing COB (Collage of  Business), CAS (Collage of  Art and Science), serta COLGIS (Collage of  Law, Government, and International Studies), baru baru ini dinobatkan sebagai  Top Business School oleh kementrian pendidikan  tinggi Malaysia.
    Ada banyak  ruang pertemuan di UUM, terbesar ada dewan Mu’adzam Shah dengan kapasitas 5000 orang. Hanya acara acara besar saja yang digelar di gedung ini. Salah satunya  wisuda  7669 orang mahasiswa S-1 hingga S-3 yang diwisuda 6 hingga 10 Oktober lalu.  Season I untuk wisuda 132 orang S-3 dihadiri langsung Yang Dipertuan Agong, Tuanku Abdul Halim Mu’adzam Shah, rajanya Malaysia. Sedangkan wisuda berikutnya dihadiri putrinya Tunku Puteri Intan Safinaz  sebagai Pro-Canselor UUM.
       Acara yang ditata sedemikan apik dan hikmatnya  membuat saya bahagia bisa hadir diantara ribuan orang tua wisudawan saat itu.  Wisuda diawali dengan membacakan ayat suci Alqur,an  Lanjutnya lagu  kebangsaan Malaysia  dan hanya satu sambutan  Tunku Puteri Intan Safinaz dan penyerahan ijazah.  Wisuda atau convocation diselingi dengan penampilan  lagu, music  nusantara oleh mahasiswa UUM dari  dua pentas disisi panggung.
    Diluar hall Mu’adzam Shah pedagang kembang dan aneka aksesoris berbentuk boneka yang umumnya dijual  sebagai  ungkapan suka citaan  bagi para wisudawan  tampak sibuk melayani pembeli. Konon, ini adalah moment yang dinanti nanti oleh para pedagang termasuk mahasiswa yang berjiwa bisnis. Tak hanya itu  sebuah lokasi sekitar 300 meter depan tempat wisuda, ada kawasan yang dinamakan tapak konvo, pelataran luas ini pagi hingga malam  penuh  oleh stand  menyajikan aneka  dagangan, industry   dan kuliner.
          Ada dua pangung raksasa sebagai wadah  bagi mahasiswa menyalurkan bakatnya dalam berkesenian. Mereka tampil bergantian dengan   artis Malaysia, seperti Faizal Tahir, 6ixth Sense, Adira AF, grup nasyid Firdaus, Iwan dan lainnya. Inilah hebatnya UUM, sebesar apapun  acara dihelat tak menelorkan kebijakan libur bagi mahasiswa.
      Melihat kemeriahan acara, serta  dekorasi dewan Muadzam Shah, saya jadi  tersenyum sendiri membayangkan betapa megahnya ASEAN Youth Community Festival (AYCF), November 2011 lalu, dimana putri saya Rahma Mutiara Jeyhan dipercaya sebagai ketua pelaksananya. Acara yang waktu itu dihadiri  KJRI Penang, konsulat  Brunei dan  petinggi UUM serta mahasiswa dari berbagai negara itu juga disempurnakan dengan  grand dinner  dengan menyuguhkan  masakan Thailand, Indonesia dan Malaysia. Tempatnya persis disini, di Mu’adzam Shah. (yetti harni)

        

1 komentar:

  1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus